Punya peliharaan kucing sudah jadi kelaziman di tengah masyarakat, namun tanpa memperhatikan kebersihannya malah bisa membahayakan karena kotoran kucing penyebar toxoplasma dapat berakibat gugurnya kandungan ibu hamil.
"Toxoplasma adalah sejenis protozoa yang bisa menular dari kotoran kucing ke manusia atau hewan lainnya,"` kata Kepala Kantor Karantina Pertanian Tanjung Balai Karimun (TBK), Provinsi Kepulauan Riau, drh Yoeyoen Marrahayoeni, di TBK, Senin.
Pakar karantina hewan itu mengatakan, seekor kucing yang terserang toxoplasmosis akan mengeluarkan jutaan telur (ookista) toxoplasma melalui kotorannya. Ookista pada kotoran kucing yang mengering akan terbang tertiup angin kemudian menempel pada tempat-tempat tertentu.
Dia mengatakan, kucing penyebar toxoplasma hanya kucing sakit setelah memangsa tikus, burung, daging mentah atau lainnya yang tercemar parasit toxoplasma gondii (sejenis protozoa atau hewan bersel satu), anak kucing dapat pula tertular sejak lahir dari induk yang terinfeksi.
"Cara penularannya pada manusia bisa melalui plasenta ibu hamil pada janin yang dikandungnya atau menular secara langsung akibat ootista yang termakan tak sengaja maupun secara tidak langsung karena memakan daging hewan seperti sapi, kambing dan lainnya yang terinfeksi jika tidak dimasak secara sempurna," tuturnya.
Ookista yang menular pada manusia berubah bentuk menjadi kista yang mampu "bertapa" dalam jaringan tubuh, jika tertular pada wanita hamil dapat mengakibatkan keguguran atau cacat pada janin, seperti hydrocephalus (jadi kepala si bayi membesar dan berisi cairan), microcephali (otak bayi mengecil), dan masih banyak lagi yang kemungkinan besar berhubungan dengan syaraf otak, kata dia.
Seseorang yang tertular penyakit itu bukan hanya bisa dialami bagi mereka yang memelihara kucing, tapi orang lain pun bisa terkena, sehingga upaya pencegahannya berkaitan dengan pola hidup dan kebersihan lingkungan, lanjut dia.
"Jika kebersihan rumah tidak diperhatikan, maka ookista pada kotoran kucing dapat menempel pada peralatan rumah dan mampu bertahan hidup hingga berbulan-bulan," jelasnya.
Sedangkan terhadap ibu hamil yang telah terinfeksi, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan imunisasi TORCH.
Seseorang yang menderita toxoplasma akut pada umumnya tidak merasakan sakit yang tidak menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi.
Gejalanya mirip dengan penyakit infeksi lainnya, yaitu demam, pembesaran kelenjar limfa di leher bagian belakang tanpa rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit otot, lesu atau lemas. Gejala ini biasanya sembuh secara spontan.
"Bukan berarti tak boleh memelihara kucing tapi perhatikan kebersihannya, dan biasakan pola hidup sehat," katanya.
"Toxoplasma adalah sejenis protozoa yang bisa menular dari kotoran kucing ke manusia atau hewan lainnya,"` kata Kepala Kantor Karantina Pertanian Tanjung Balai Karimun (TBK), Provinsi Kepulauan Riau, drh Yoeyoen Marrahayoeni, di TBK, Senin.
Pakar karantina hewan itu mengatakan, seekor kucing yang terserang toxoplasmosis akan mengeluarkan jutaan telur (ookista) toxoplasma melalui kotorannya. Ookista pada kotoran kucing yang mengering akan terbang tertiup angin kemudian menempel pada tempat-tempat tertentu.
Dia mengatakan, kucing penyebar toxoplasma hanya kucing sakit setelah memangsa tikus, burung, daging mentah atau lainnya yang tercemar parasit toxoplasma gondii (sejenis protozoa atau hewan bersel satu), anak kucing dapat pula tertular sejak lahir dari induk yang terinfeksi.
"Cara penularannya pada manusia bisa melalui plasenta ibu hamil pada janin yang dikandungnya atau menular secara langsung akibat ootista yang termakan tak sengaja maupun secara tidak langsung karena memakan daging hewan seperti sapi, kambing dan lainnya yang terinfeksi jika tidak dimasak secara sempurna," tuturnya.
Ookista yang menular pada manusia berubah bentuk menjadi kista yang mampu "bertapa" dalam jaringan tubuh, jika tertular pada wanita hamil dapat mengakibatkan keguguran atau cacat pada janin, seperti hydrocephalus (jadi kepala si bayi membesar dan berisi cairan), microcephali (otak bayi mengecil), dan masih banyak lagi yang kemungkinan besar berhubungan dengan syaraf otak, kata dia.
Seseorang yang tertular penyakit itu bukan hanya bisa dialami bagi mereka yang memelihara kucing, tapi orang lain pun bisa terkena, sehingga upaya pencegahannya berkaitan dengan pola hidup dan kebersihan lingkungan, lanjut dia.
"Jika kebersihan rumah tidak diperhatikan, maka ookista pada kotoran kucing dapat menempel pada peralatan rumah dan mampu bertahan hidup hingga berbulan-bulan," jelasnya.
Sedangkan terhadap ibu hamil yang telah terinfeksi, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan imunisasi TORCH.
Seseorang yang menderita toxoplasma akut pada umumnya tidak merasakan sakit yang tidak menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi.
Gejalanya mirip dengan penyakit infeksi lainnya, yaitu demam, pembesaran kelenjar limfa di leher bagian belakang tanpa rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit otot, lesu atau lemas. Gejala ini biasanya sembuh secara spontan.
"Bukan berarti tak boleh memelihara kucing tapi perhatikan kebersihannya, dan biasakan pola hidup sehat," katanya.
No comments:
Post a Comment